Latar Belakang
Anak Usia Dini merupakan anak yang berada pada proses pertumbuhan serta perkembangan yang bersifat unik. Anak-anak lahir dengan keunikan karakter masing-masing, ada karakter anak yang suka bersosialisasi, ada anak yang pemalu dan lebih suka menyendiri. Ada anak yang kaku dalam bermain bersama teman-temannya, ada juga anak yang pemberani dan percaya diri. Mereka anak yang unik yang memiliki potensi dalam mengembangkan sifat dan karakter yang baik seiring berjalannya waktu.
Masa Usia Dini adalah masa peka dimana masa ini anak tumbuh kematangan fungsi fisik dan psikisnya, anak pada usia dini ini telah siap merespon stimulasi yang di berikan oleh lingkungannya. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Pada masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, fisik motorik serta Sosial Emosionalnya ( Ariyanti,2012)
Dalam Pendidikan Anak Usia Dini para pendidik diharapkan dapat memberikan stimulus yang tepat untuk perkembangan anak. Para Pendidik di harapkan juga mampu memahami kebutuhan belajar murid untuk dapat memberikan tempat yang tepat bagi murid yang beraneka ragam karakter, minat, bakat serta potensi yang di milikinya. Dengan memahami kebutuhan dan karakteristik murid serta dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi di harapkan dapat mencapai pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak kepada murid.
Pembelajaran berdiferensiasi itu sendiri adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Setelah guru memahami keragaman dan keunikan di setiap murid-murid, guru sebagai pendidik bertindak sebagai fasilitator dalam memeberikan pemahaman materi dan memfasilitasi semua murid untuk mampu memproses ide dan informasi yang di perolehnya dan mengembangkan suatu produk yang sesuai dengan kemampuan masing-masing murid.
Seperti pemikiran Ki Hajar Dewantara " Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukuran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."
Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meiputi tiga hal, yaitu :
Kesiapan Belajar Murid
yaitu kapasitas untuk memepelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid, diaman ini akan membawa murid keluar dari zona nyaman merekan, namun mereka akan menuju kedalam lingkungan belajar yang tept dan dukungan yang memadai. Anak-anak tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Ada enam hal yang mendasar dalam kesiapan belajar murid yaitu :
a. Bersifat mendaar - bersifat transformative
Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan inormasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Selain itu juga anak-anak membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar yang di sajikan dengan cara yang membantu membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaiknya jika murid dihadapkan jika murid-murid dihadpkan dengan ide-ide yang telah mereka pahami dan kuasai, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Anak-anak perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi yang seperti ini membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif
b. Konkret - Abstrak
Di lain kesempatam, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara kongkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.
c. Sederhana - komplek
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi .
d. Terstruktur - open ended
Terkadang ada murid yang mungkin perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, dimana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk mereka buat, namun di waktu lain murid mungkin siap berkreativitas sesuai dengan kreativitas yang mereka miliki.
e. Tergantung (dependent) - Mandiri ( Independent )
Pada hal ini yang di harapkan bahwa semua murid dapat belajar, berfikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri.
f. Lambat - cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam sebuah mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu ada murid yang sama, mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu dari pada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.
Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualtas (IQ), Namun lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau ketrampilan dimiliki murid saat ini, sesuai ketrampilan atau pengetahuan baru yang di ajarkan. Adapun melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.
Minat belajar murid
Minat belajar murid dapat di lihat dalam 2 perspektif:
a. Sebagai minat situasional yang merupakan keadaan psikologis yang di cirikan oleh peningktan perhatian, upaya, dan pengaruh yang di alami pada saat tertentu. Contohnya ada seorang anak yang sebenarnya tidak tertarik dengan topik tumbuhan, namun karena gurunya dalam hal menyampaikan materi topik tumbuhan dengan cara menghibur, menarik dan menggunakan alat bantu visual membuat anak yang tidak tertarik dengan topik tumbuhan jadi tertarik dengan topik tumbuhan.
b. Minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek dan topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang pada dasarnya menyukai topik tumbuhan akan tetap menyukai dan tertarik dengan topik tumbuhan meskipun mungkin pada saat itu guru nya menyampaikan topik tumbuhan tidak dengan cara yang menarik atau menghibur.
Dengan demikian minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektik tentang minat diatas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat memepertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.
Profil Belajar Murid
profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
a. Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/ tidak terstruktur. dsb.
b. Pengaruh budaya , yaitu santai -terstruktur, Pendiam- ekspresif, personal-impersonal.
c. Preferensi gaya belajar
Gaya belajar ini adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses dan mengingatkan informasi baru. secara umum gaya belajar ada 3 yaitu :
Visual : Belajar dengan cara melihat ( misal melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, powerpoint, catatan, pena)
Auditori : Belajar dengan mendengar ( misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pedapat saat berdiskusi, mendengarkan musik)
Kinestetik : Belajar sambil melakukan ( misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hand on, dsb.)
Mengingat bahwa murid-murid memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar. Dengan ketiga dasar pemetaan tersebut, guru akan mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu mampu mengkoordinir segala perbedaan dari murid, apa yang di butuhkan oleh murid dalam belajar dan apa yang dapat di lakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang di milikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh kebutuhan belajar murid yang berbeda tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melakukan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapan perencanaan pembelajran untuk setiap kali pertemuan. Namun dalam melakukan praktik pembelajaran berdiferensiasi tentunya harus dilakukan secara efektif dan efisien, mempertimbangkan moda, usaha dan waktu yang di gunakan.
Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan
Pada pembelajaran berdiferensiasi, perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru baik meliputi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk dengan mengacu pada aspek pemetaan kebutuhan belajar murid.
Diferensiasi konten yaitu apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten ini dapat di bedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan,minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Diferensiasi Proses yaitu mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang di pelajari.
Diferensiasi Produk yaitu hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus di tunjukkan murid kepada kita (karangan,pidato,rekaman,diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya
Dalam hal ini, penulis akan memberikan pembelejaran berdiferensiasi dalam satu bentuk kegiatan sesuai tema. Berikut contoh RPP Diferensiasi berdasarkankebutuhan kesiapan siswa yang penulis buat.
Pemetaan Kebutuhan dan Kesiapan Siswa
Saya adalah Guru TK Desa Sobrah Kelompok B dengan murid sebanyak 12 anak. Melatih kemandirian siswa di Semester 1 awal ini menjadi tantangan bagi saya, dimana anak-anak masih belajar untuk di latih kemandiriannya dalam belajar. Saat melakukan pemetaan kebutuhan belajar dikelas, saya mengidentifikasi kondisi seperti di bawah ini :
Ada 5 anak yang sudah terlatih dan terbiasa mandiri dalam melakukan kegiatan
Empat anak kadang-kadang masih di bantu guru dalam melakukan kegiatan main
Tiga anak dalam melakukan kegiatan masih sering dan di bantu guru
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK KANAK DESA SOBRAH
Semester/Minggu ke/Hari ke : I / 7 / 3
Hari /tgl : Jum’at, 9 September 2022
Kelompok usia : B / 5-6 Tahun
Tema/sub tema : Kebutuhanku / Makanan (buah)
KD : 1.1 – 3.1 – 4.1 – 2.5– 3.6 – 4.6 – 2.2-3.10-4.10-3.3 -4.3 – 3.15- 4.15
Materi : - Mengurutkan gambar buah dari yang terkecil ke yang besar dengan memberi
angka (untuk anak yang bergaya belajar visual )
- Mengelompokkan dan membandingkan ukuran buah melalui kegiatan melompat (untuk anak bergaya belajar kinestetik )
- Membuat kreasi bentuk buah dari playdough (untuk anak yang lebih berminat membuat kreasi)
- Mendengar dan menceritakan gambar terkait bentuk buah yang telah disediakan (untuk anak yang bertipe auditori)
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar buah-buahan berbeda ukuran
- Playdough
- Gambar kaki untuk pijakan melompat
- Pensil
Karakter : Religius, Tanggung jawab, Mandiri
A.TUJUAN PEMBELAJARAN
- Melalui kegiatan yang di sesuaikandengan profil belajar siswa, siswa dapat mengenal konsep perbedaan berdasarkan ukuran dengan baik.
B. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Siswa mengamati gambar buah-buahan yang di perlihatkan (anak tipe visual)
3. Guru menceritakan jenis-jenis buah-buahan beserta manfaatnya(anak tipe Auditori)
4. Siswa mengumpulkan informasi melalui cerita yang disampaikan
5. Bernyanyi dan menirukan gerakan buah-buahan (Anak tipe kinestetik)
C. INTI
1. Guru menyiapkan kegiatan inti yang mengakomodasi profil belajar siswa (Visual,Audio, Kinestetik)
2. Siswa dapat memilih jenis kegiatan yang telah disiapkan sesuai keinginannya (Diferensiasi proses)
a. Untuk siswa tipe belajar visual dapat memilih kegiatan mengurutkan gambar buah dari yang terkecil ke besar dengan memberi angka
b. Untuk siswa tipe belajar kinestetik dapat memilih kegiatan mengelompokkan dan membandingkan ukuran buah melalui kegiatan melompat.
c. Untuk siswa yang senang berkreasi dapat memilih kegiatan membuat kreasi bentuk buah dari playdough
d. Untuk siswa tipe belajar Auditori dapat memilih mendengar dan menceritakan gambar terkait bentuk buah yang telah disediakan.
3. Siswa bermain sambil mengenal konsep ukuran berdasarkan kegiatan yang sudah disiapkan.
4. Sebagai produk pembelajaran(diferensiasi produk):
a. Siswa tipe belajar visual produk yang dihasilkan berupa penyelesaian Lembar Kerja
b. Siswa tipe belajar Kinestetik produk yag dihasilkan berupa penyelesaian kegiatan motorik kasar
c. Siswa tipe belajar Audiotori produknya dapat menceritakan kegiatan sesuai tujuan pembelajaran.
D.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Penguatan pengetahuan yang didapat siswa
E. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini / evaluasi kegiatan
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
F. PENILAIAN
1. Strategi/ Tehnik penilaian
- Penilaian ceklis
- Catatan Anekdot
· Sikap : Observasi terhadap sikap dan komitmen murid dalam melaksanakan kegiatan
· Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang menyebut dan mengenal nama buah dan warna
· Keterampilan : Menuliskan urutan angka
2. Rencana Penilaian Program Pengembangan Kompetensi Dasar
Hasil dari Aksi Nyata yang Dilakukan
Dari aksi nyata yang penulis lakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi menjadikan kelas lebih kondosif, anak-anak jauh lebih nyaman mendapatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Anak dengan gaya visual lebih nyaman dengan tugas dan pembelajaran yang sesuai kemampuan dan minatnya, demikian anak dengan gaya auditori juga nyaman dan lebih dapat mengekspresikan pembelajaran yang di dapat dengan maksimal, begitu juga dengan anak-anak yang tipe kinestetik, mereka senang dan semangat mengerjakan tugas yang di berikan dengan nyaman tanpa harus memaksakan diri menyesuaikan kemampuan seperti teman-temannya yang bertipe visual maupun auditori. Dari pembelajaran yang berdiferensiasi ini menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan kemampuan anak-anak.
Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan
Alhamdulilah dari Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi telah memberikan dampak positif bagi sekolah secara umum dan di dalam kelas terhadap murid secara khususnya. Dari penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi ini kita pendidik dapat memetakan kebutuhan siswa yang berkarakter berbeda-beda. Karena setiap murid memiliki karakteristik berbeda, sehingga tidak semua murid dapat kita beri perlakuan yang sama. Salah satu filosofi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem "among" yang mana Guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya dan hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Tugas seorang guru adalah memberikan kesempatan belajar yang sama sesuai kebutuhannya masing-masing karena tidak semua anak memiliki kesiapan belajar, minat, bakat dan gaya belajar yang sama. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha penyesuaian proses pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu. Hal ini juga sejalan dengan konsep merdeka belajar dimana konsep merdeka belajar terdiri dari pemahaman profil siswa, kebutuhan siswa, persiapan guru dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.
Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang
Melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan membuat pemetaan kebutuhan siswa
Memberikan alternatif pilihan pembelajaran sesuai dengan profil belajar( pembelajaran audio visual, auditori, kinestetik
Melakukan penilaian pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan siswa.
Dokumentasi kegiatan