PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Latar Belakang
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini. Taman Kanak-kanak yang disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Di usia ini anak berada dalam proses perkembangan unik karena proses perkembangannya terjadi bersamaan dengan masa peka. Masa peka merupakan masa yang paling tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya . Anat tidak bisa di paksa. Memaksakan kehendak kita kepa anak-anak tidaklah tepat karena akan membuat anak seperti di dikte, tidak bebas mengeksplor potensinya. Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran . Kita sebagai guru pasti sering dihadapkan dalam situasi untuk mengambil keputusan. Kadang dalam mengambil keputusan itu kita sering dihadapkan pada dua pilihan yang kedua- duanya adalah benar. Tapi keduanya saling bertentangan. Dan kadang pula kita dihadapkan pada situasi bujukan moral. Hal ini tentu akan menimbulkan keraguan dan kebimbangan bahkan setelah kita mengambil keputusanpun kita akan dibayangi oleh rasa keraguan apakah benar atau salah, apa yang kita lakukan. Pada aksi nyata pada modul 3.1 ini, Saya akan melakukan kegiatan pelaksanaan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran didalam kasus dilema etika yang pernah saya hadapi.
Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan
Menghadapi beragam karakter orang tua murid itu juga termasuk tugas kita sebagai seorang pendidik. Bukan hanya sebagai pendidik putra-putri dari siswa yang bersekolah di lembaga tempat kita berdinas, namun kita seorang pendidik juga termasuk sebagai pelayan masyarakat, dimana ketika kita menghadapi keinginan orang tua siswa harus dengan keputusan yang tepat. Suatu ketika saya di hadapkan pada sebuah situasi dilema etika dimana saya seorang Guru TK Kelompok B diminta salah satu orang tua siswa untuk memberikan Pekerjaan Rumah (PR) bagi putranya dalam bentuk tulisan kalimat, dengan alasan jika putranya mendapatkan PR dari ibu Guru di rumah putrannya baru mau belajar selain itu orang tua siswa juga khawatir jika puta nya terlambat belajar dalam menulis dan membaca. Dan salah satu orang tua siswa saya menyampaikan jika sebagian ibu-ibu Kelompok B setuju jika putra putrinya di beli PR setiap harinya. Ketika saya menghadapi situasi tersebut saya menerapkan 3 prinsip, 4 pardigma dan 9 langkah. Dimana benar jika saya memberikan PR siswa saya akan menjadikan siswa saya mau untuk belajar karena mengerjakan PR yang saya berikan, dan benar jika saya tidak memberikan PR kepada siswa saya karena anak usia dini tidak lah tepat jika harus diberi PR.
Dalam situasi dilema etika ini Paradigma yang saya gunakan yaitu :
Individu lawan masyarakat
Guru melawan Orang tua siswa
jangka pendek lawan jangka panjang
Jangka pendeknya siswa mau belajar di rumah, sedangkan jangka panjangnya siswa merasa bosan belajar terus dan di khawatirkan kemampuan kognitif anak akan menurun drastis saat duduk di kelas 3 atau kelas 4, karena masa kanak-kanak belajar sambil bermain, bermain sambil belajar.
Dan Prinsip yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yaitu Prinsip berbasis peraturan
9 Langkah yang saya gunakan yaitu :
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan.
Nilai-nilai yang saling bertentangan yakni nilai keadilan lawan kenyamanan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini .
Yang terlibat Bu Guru TK B, Orang tua siswa, dan siswa
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini .
Orang tua siswa yang menginginkan ada PR
Anak Usia dini di Taman Kanak-Kanak kelompok B
Anak Usia Dini tidak boleh di paksa membaca, menulis dan berhitung
Larangan dari Kemendikbud dan Dinas Pendidikan untuk memberikan PR kepada Anak Usia Dini
Pengujian benar atau salah
a. Uji legal : Ada Aspek pelanggaran karena di larang oelh Dinas Pendidikan memberikan PR kepada Anak Usia Dini.
b. Uji Regulasi/Standar profesional: Tenaga Pendidik harus mengikuti aturan dari Dinas Pendidikan
c. Uji intuisi : yang terbaik adalah mengikuti aturan dari dinas Pendidikan
d. Uji Publikasi /halaman depan koran : Jika memberikan PR di ketahui Dinas Pendidikan atau instansi Dinas pendidikan terkait bisa jadi lembaga kita menanggung resiko besar.
e. Uji Panutan/idola : Kemendikbud memberikan larangan untuk memberikan calistung kepada Anak Usia Dini
Penguji paradigma benar lawan benar
Individu lawan masyarakat
Rasa keadilan lawan rasa kasihan
Kebenaran lawan kesetiaan
Jangka panjang lawan jangka pendek
Melakukan prinsip resolusi
Berfikir berbasis pada peraturan ( Rule-Based-Thingking )
Karena Kemendikbud menghimbau agar Anak PAUD-TK untuk tidak dipaksakan belajar calistung demi menciptakan pembelajaran yang nyaman dan aman untuk anak-anak sudah semestinya kita berpegang teguh pada peraturan yang ada.
Investigasi opsi trilema
Pendekatan yang di lakukan yaitu pendekatan praliterasi dan pramembaca
Anak TK belajar mengenal, memahami angka dan huruf
8 Kecerdasan pada anak yaitu lingkuistik, logika, matematika, intrapersonal, interpersonal, musik, sasial, kinetik, naturalis
Kecerdasan anak sesuai dengan kodratnya.
Buat Keputusan
Anak-anak tidak di beri PR namun dibiasakan mengenal huruf dan angka dengan pembiasaan menyebut angka dan huruf yang terpasang di pinggir papan tulis.
Lihat lagi keputusan dan refleksinya.
Dari kesembilan langkah tersebut, langkah yang saya anggap lebih penting dari langkah lainnya adalah pengujian benar atau salah mealui uji regulasi, uji intuisi, publikasi dan uji panutan, karena saya merasa proses uji ini mencakup semua langkah lainnya. Uji legal bisa dilakukan mengenalinilai yang bertentangan serta fakta-fakta yang relevan dengan situasi (langkah 1 dan 3. Uji regulasi dapat dilakukan salah satunya dengan menentukan siapa yang terlibat (langkah 2), paradigma yang di gunakan(langkah 5 )serta prinsip resolusi yang di pilih (langkah 6), Uji intuisi dapat membentu melejitkan investigasi opsi trilema(langkah 7). Uji publikasi dn uji panutan membantu kita untuk melihat lagi keputusan dan merefleksikannya(langkah 9) sehingga kita lebih yakin dengan keputusan yang dibuat pada angkah 8
Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan
saya memberikan keputusan yaitu saya tidak memberikan PR kepada murid-murid dikelompok B, saya mengkomunikasikan dampak-dampak yang kurang bagus jika memaksakan anak-anak untuk belajar calistung, dimana anak memiliki 8 kecerdasan , dan dengan banyaknnya kecerdasan dasar anak, orang tua memiliki tugas untuk mencermati dan memperhatikan semua kecerdasan tersebut dan tidak terpaku dengan salah satu kecerdasan saja. Dengan komunikasi yang baik, alhamdulilah orang tua siswa mengikuti aturan dan menerima dengan tulus untuk pembelajaran Anak Usia Dini yaitu belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar dengan mengembangkan 6 aspek pengembangan bukan hanya mengembangkan kemampuan calistung nya saja.
Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan
Bahwa Membuat keputusan itu tidaklah secara tergesa-gesa dan sesaat, di perlukan langkah-langkah dan situasi yang tepat sehingga tidak ada yang merasa kecewa dan terluka dengan keputusan kita buat. Segala sesuatu yang terjadi baik dilema etika maupun bujukan moral dapat di hadapi dengan sebuah prinsip serta paradigma dalam memutuskan keputusan yang harus di ambil. Sehingga keputusan tidak merugikan kedua belah pihak. Pendidikan Anak Usia Dini mengajarkan anak untuk mengenal huruf dan angka bukan mengajari anak untuk mebaca dan berhitung. Dengan dasar-dasar dan fakta-fakta serta data yang relevan dapat di jadikan acuan juga dalam menentukan keputusan yang di ambil.
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
Berdasarkan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan yang tepat rencana perbaikan untuk masa depan yaitu :
a. Sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini kepada Orang tua siswa
b. Lebih menentukan tujuan yang tepat dari sebuah keputusan
c. Melibatkan pihak terkait ketika memutuskan sebuah putusan
Dokumentasi kegiatan
pembiasaan Menunjukkan angka dan huruf yang ada di pinggir papan tulis
Pembiasaan mengenal huruf dan angka di depan
Mengkomunikasikan kepada orang tua siswa